Sabtu, 11 Januari 2014

KATA MUTIARA KEHIDUPAN

Sebuah kata mutiara kehidupan semoga mengingatkan kita akan arti kehidupan kita.

ولدتك امك يابن ادم باكياً والناس حولك يضحكون سرورا ... فجهد لنفسك ان تكون اذا بكو في يوم موتك ضاحكاً مسرورا

"Wahai Anak Adam (Manusia) Ketika engkau dilahirkan dari perut ibumu Engkau menangis dan Orang-orang disekelilingmu tersenyum bahagia, Maka bersungguh-sungguhlah ketika mereka menangis saat engkau meninggal nanti, dirimu dalam keadaan tersenyum bahagia menghadap sang pencipta." 

Manusia yang baik menurut kata mutiara tersebut adalah ketika manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan menangis karena harus menjalani ujian cobaan kehidupan dilahirkan ke dunia, sedangkan orang - orang disekelilingnya tersenyum bahagia karena bayi yang diharapkan telah lahir dengan selamat bayi harapan bagi orang tuanya serta sebagai penerus keturunanya. sedangkan pada saat bayi tersebut menjadi dewasa kemudian tua dan meninggal dalam keadaan banyak amal baiknya terhadap ummat manusia sehingga banyak manusia menyesali kepergianya. namun hal sebaliknya justru manusia tadi tersenyum bahagia karena diperlihatkan tempatya di akhirat yang indah dengan taman taman dan bidadari surga disekelilingnya sebagai balasan atas amal baiknya.

Saya pertama kali mendengar kata mutiara dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat memberikan tausiahnya di karang bener Bae Kudus. Menyiratkan pesan bahwa arti yang sebenarnya kehidupan kita didunia ini hanyalah sementara, hitungan waktunya adalah sekedar "mampir ngombe" sekedar berhenti sejenak untuk Minum. begitu singkatnya jangka waktu kehidupan kita, sehingga diibaratkan berhenti sejenak untuk minum. tanpa terasa umur kita telah dewasa, tanpa terasa kita telah menikah, serasa baru kemaren kita menikah sekarang sudah mempunyai anak istri, beranjaklah untuk meluangkan waktu mengenang masa-masa muda kita rasanya baru saja kita alami namun sekarang kita sudah cukup tua untuk mengenangnya.
 
Kehidupan terus berlalu dan saatnya kita akan semakin bertambah umur dan tibalah giliran kita nantinya mengalami menghadap sang pencipta. dari nasehat diatas kita diberikan pesan bahwa saat kita ditangisi manusia karena menghadap sang pencipta. sebaliknya justru kita tersenyum bahagia.

Nasehat tersebut mengisyaratkan kehidupan di dunia selayaknya diisi dengan hal-hal yang memberikan manfaat seluas luasnya bagi kemanfaatan umat manusia, semampu dan sekuat tenaga kita dan melalui bekal tersebut akan memberikan pahala bagi kita. pada saat menghadap sang pencipta manusia diberikan semua gambaran balasan atas amal baik dan buruknya. Apabila amalnya lebih banyak buruknya malaikat izrail memberikan gambaran tempat yang menyeramkan dengan api, wajah buruk mengerikan serta tempat jeleknya kelak di alam kubur, Orang yang meninggal tadi akan kaget dan ketakutan tersirat dalam raut wajahnya saat meninggal. sedangkan orang yang kehidupanya penuh dengan amal baik oleh malaikat izrail diberikan gambaran mengenai balasan amalnya. Tempat tinggal yang indah, taman - taman surga, bidadari-bidadari berkeliling. orang dengan amal baik tersenyum bahagia dalam raut wajahnya saat meninggal menghadap sang pencipta. Meskipun sekelilingnya manusia - manusia keluarga, teman, ummat yang ditinggalkan merasa kehilangan menangis tersedu-sedu. 

Mulai sekarang marilah kita mengingat kematian yang menunggu,
berbuat baik dan memberikan arti bagi kehidupan.      
Foto Al Hafidz Abul Hasan Muhyiddin Al Kurdi rahimahullah diadaptasi dari kajian islam.net 

Kamis, 09 Januari 2014

AKU SUDAH TIDAK MAU HIDUP AKU MAU MATI SAJA.

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang dokter, “Dokter, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.”

Sang Dokter pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.” “Tidak Dokter, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.” Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Dokter meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.” Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. “Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Dokter. “Tidak Dokter, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Dokter. “Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

Setelah berpikir sejenak sang dokter masuk ke ruang pribadinya, kemudian keluar dengan membawa botol berisi cairan khusus 3 buah botol.. Ambillah 3 buah botol ini Diminum tiap hari satu botol mulai sore ini.    3 hari lagi kamu akan mati. ” Giliran dia menjadi bingung. Setiap Dokter yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati karena keinginanya untuk mati sudah bulat.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan 2 botol racun yang disebut “obat” oleh Dokter Tersebut. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 3 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah “pikirnya dalam hati”. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran dengan nuansa romantis. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini?
Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua.
Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.” Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia ingin membatalkan niatnya untuk bunuh diri.

Tetapi bagaimana dengan 2 botol racun yang sudah ia minum, sore sebelumnya? ” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini ”. Ia pun buru-buru mendatangi sang Dokter yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah Dokter tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Dokter langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Dokter pun berkata “Buang sisa 1 botol racun itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja dan dimana saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu.

Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.” Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Dokter, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini..

diadaptasi dari buku "mundur selangkah melesat 1000 langkah" karya aris ahmad jaya dan ahmad alam hal 125